Langsung ke konten utama

Ketenangan Jiwa

Gambar : Telegram Channel Pixel Art

Keheningan malam membawaku pada lamunan yang tak berakhir, bus malam yang kunaiki berjalan melewati kota yang tenang, melihat jalanan dengan lampu neon, pikiranku tengah gusar.

Toko dan ruko terus kami lewati, tidak banyak hal menarik yang ku alami belakangan ini. Sambil melihat bangku-bangku sekitarku, di mana beberapa dari penumpang sudah mulai tidur, ada juga yang masih memegang gawainya dan bermain game online.

Aku sedang melarikan diri dari hubungan dengan teman-temanku, pergi jauh ke suatu tempat yang tenang. Agar tiada lagi yang mengusik, libur kuliah semester ini kuhabiskan di kota sebelah, tempat Kakek dan Nenek berada. Lagi pula kedua orang tua itu sudah lama merindukan kepulangan cucu tercintanya.

Bus sudah mulai masuk ke gerbang bertuliskan desa Maju Sari, suasana saat malamnya cukup membuatku bergidik ngeri. Suara jangkrik dan kodok saling bersahutan, biasanya hal itu tidak mengganguku, mungkin karena sudah terbiasa mendengarnya dulu. Namun kali ini berbeda, aku tidak perlu lagi takut--ada hal yang lebih aku takutkan--yaitu pertemananku. 

***

Jam di ponsel menunjukkan pukul 21.32, aku dijemput oleh sepupuku yang lebih muda dua tahun dariku, Anton namanya. Karena barangku tidak banyak, menggunakan sepeda motor saja sudah cukup. Kami berangkat dari terminal hingga ke rumah Kakek dan Nenek, kurang lebih dua puluh menit perjalanan.

"Gimana Bang kuliahnya?" tanya Anton.
"Alhamdulillah, lancar. Ini lagi nyusun tugas akhir, kamu gimana?"
"Oh, aku juga lancar Bang. Pekan lalu baru selesai matrikulasi,"
"Seniornya galak-galak nggak?" tanyaku sambil menyikut bahu Anton.
"Alhamdulillah, nggak Bang. Ada sih yang seram, tapi cuma empat sampai lima orang aja, sisanya baik-baik,"
"Kuliah yang rajin ya, cepat lulus juga,"
"Iya Bang,"

Seiring perjalanan kami berbincang ringan, terkadang soal kuliah dan hal-hal yang berkaitan dengan itu. Hingga tidak terasa kami sudah sampai di depan rumah. Aku segera turun, menyalami Kakek dan Nenek yang sedari tadi menunggu di serambi rumah.

"Gimana kabarmu Yud?" Kakek bertanya sembari membelai kepalaku.
"Alhamdulillah Baik, Kakek dan Nenek gimana?" 
"Kami juga baik," jawab Nenek mempersilakan masuk.

Aku segera ditunjukkan kamar tempatku bermalam, kamar yang biasa kutempati setiap menginap di tempat ini. Tas berisi baju dan beberapa perlengkapan pribadiku kuletakkan di sisi ranjang, lemari yang ada memang sengaja dikosongkan karena mengetahui aku akan datang jadi bisa kujadikan tempat menyimpan pakaianku. 

Sepupuku memanggil untuk mengajak makan malam, di sana Kakek dan Nenek sudah duduk sambil menyendok nasi ke piring mereka. "Yok, Yud ... jangan malu-malu, sini makan." Nenek menyiapkan sebuah kursi untukku duduk.

Akhirnya kami berempat makan dengan tenang, sesekali bercerita mengenai keadaan masing-masing dan saling melempar pertanyaan. Seperti biasa masakan Nenek selalu enak, seperti masakan Ibu di rumah, mungkin Ibu nomor dua setelahnya. 

Setelah selesai makan aku segera kembali ke kamarku, bersiap untuk mandi. Selama perjalanan aku merasa gerah dan sumpek, sudah lama menantikan mandi dalam perjalanan walau buang air tidak bisa kutahan. Saat akan ke kamar mandi, dering pesan chat masuk ke ponselku yang sedari tadi berada di meja belajar.

Sebenarnya aku malas membacanya, tapi aku cukup penasaran siapa yang menghubungi malam-malam begini. 

-----
Chat
Rita : Aku tunggu jawaban kamu ya Yud, please ...
----

Ternyata itu pesan dari salah satu teman perempuanku Rita, aku langsung meninggalkan ponselku di kamar tanpa membalasnya, bergegas untuk mandi. Beberapa waku belakangan sedang banyak sekali yang mengganggu waktuku dengan hal-hal tak terduga, entah apa yang mereka pikirkan, apa mereka tidak sadar kalau aku ini introvert?

Yang aku butuhkan hanya ketenangan, tidak lain dan tidak bukan. Jadi tolong jangan ganggu aku. Semoga mereka tidak lagi menggangguku.

Komentar

Masih Hangat

Resident Evil : Welcome to Racoon City

Assalamu'alaikum para pembaca semuanya, semoga kalian selalu sehat wal afiat ya. Kali ini saya ingin menuliskan resensi atau ulasan dari film yang saya tonton beberapa waktu lalu. Baru sempat saya tulis sekarang hehe. Oke, sesuai judul artikel ini bahwa saya akan membahas tentang film Resident Evil yang baru saja rilis beberapa waktu lalu. Ini merupakan film yang berbeda dari film-film Resident Evil yang diperankan oleh Mila Jovovich dan benar-benar dibuat mengikuti cerita yang ada dalam serial gamenya. Film ini berlatar pada serial game Resident Evil 1 dan 2 di mana Chris Redfield ditugaskan menyelidiki sebuah bangunan bersama teman-temannya dan Claire Redfield adiknya datang ke kota Racoon untuk memberi tahukan kabar yang tidak mengenakkan tentang wabah berbahaya yang akan menimpa kota itu. Namun Chris tidak mendengarkan dan tetap menjalankan tugasnya sebagai polisi. Oke, cukup sekian sedikit alur cerita dari film ini. Menurut saya semua unsur film ini cuk...

Jati Diri

Gambar : ©YoHokki (Telegram Channel) Aku tak tahu. Tak pernah tahu apalagi menyangka hal seperti ini akan terjadi. Dunia damai yang biasa kulalui dengan santai dan nyaman. Kini berganti dengan raungan dan teriakan seisi bumi. Apa mungkin aku mati saja? *** "Hai Pak Jarwo," sapaku ketika memasuki gerbang sekolah. "Oh, hei Nak Roudey. Yang semangat sekolahnya ya," jawab Pak Jarwo singkat, ia masih sibuk mengawasi para murid yang sedang berbondong-bondong masuk sekolah pukul 07.30 pagi. Sebelumnya perkenalkan, namaku Roudey. Seorang siswa SMP yang begitu 'santuy' kata teman-teman sekelasku. Kenapa begitu? Tidak lain dan tidak bukan karena aku memang begitu menikmati kehidupan ini sebagaimana mestinya. Pada saat teman-temanku yang lain berpikir keras menjadi juara kelas dan mendapatkan nilai tertinggi di kelas, aku malah sebaliknya. Belajar semestinya yang penting masuk KKM. Di saat teman-temanku yang lain saat bel istirahat berbunyi langsung menyerb...

Fear Street Part 1, 2 & 3

Assalamu'alaikum para pembaca semua, semoga sehat-sehat saja ya dan betah untuk menunggu artikel-artikel terbaru dari blog ini hehe. Oke kali ini saya akan mengulas film lagi yang bergenre horor dan thriller. Yaitu serial film Fear Street, film garapan Netflix ini memiliki 3 bagian yang mana saling berhubungan dan setiap karakternya juga memiliki ikatan yang kuat di setiap filmnya. Kisahnya bermula saat ada sebuah pembunuhan yang terjadi di Mall di kota Shady Side. Pembunuhan tiba-tiba yang menewaskan beberapa orang itu langsung menggemparkan seisi kota karena hal ini tidaklah sesuatu yang baru. Beberapa tahun sekali pasti ada kejadian pembunuhan yang serupa dan motifnya mirip, para pembunuh itu seperti kerasukan sesuatu lalu membunuh korbannya. Di kota sebelah ada alah Sunny Vale yang merupakan kebalikan dari kota sebelahnya. Di Sunny Vale, semua terasa tenang dan aman tenteram tidak seperti Shady Side. Oke, mungkin hanya itu alur cerita yang bisa saya boco...